Obesitas pada remaja menjadi salah satu masalah kesehatan yang semakin meningkat di era modern ini. Faktor-faktor risiko obesitas pada remaja sangatlah beragam, mulai dari pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, hingga faktor genetik. Menurut dr. Ali Ghufron Mukti, seorang ahli gizi, “obesitas pada remaja dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.”
Salah satu faktor risiko utama obesitas pada remaja adalah pola makan yang tidak sehat. Konsumsi makanan tinggi lemak dan gula serta rendah serat dapat meningkatkan risiko obesitas pada remaja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jane Wardle, seorang ahli gizi dari University College London, “mengonsumsi makanan cepat saji secara teratur dapat meningkatkan risiko obesitas pada remaja.”
Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga merupakan faktor risiko obesitas pada remaja. Remaja yang menghabiskan banyak waktu di depan layar gadget atau televisi cenderung kurang bergerak, sehingga meningkatkan risiko obesitas. Menurut American Heart Association, “remaja seharusnya melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit setiap hari untuk mencegah obesitas.”
Untuk mencegah obesitas pada remaja, penting untuk memperhatikan faktor-faktor risiko tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah pola makan menjadi lebih sehat, seperti mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah-buahan serta mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak dan gula. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan aktivitas fisik, seperti berolahraga secara teratur.
Menurut Dr. Ali Ghufron Mukti, “mencegah obesitas pada remaja memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk orang tua, sekolah, dan masyarakat.” Dengan kesadaran akan faktor-faktor risiko obesitas pada remaja dan upaya pencegahan yang tepat, diharapkan angka obesitas pada remaja dapat diminimalkan dan kesehatan generasi masa depan dapat terjaga dengan baik.